Judulnya masih ngasal tuh :v
okee baca ya fanfictionnya!!
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
CHAPTER 1
Namaku Rin-Chan, aku murid kelas 3-3, aku adalah seorang siswi di sekolah elite di japan. Aku dapat masuk ke sekolah itu karena aku mendapatkan beasiswa di sekolah lamaku. Tapi walaupun sekolah itu elite dan bagus, aku tidak pernah merasa nyaman. Bullyan, penghinaan, penyiksaan, dan pembabuan selalu menghampiriku. Tidak ada satu pun orang yang dapat menolong, tidak ada satu orang pun yang dapat dipercaya, ohh tuhan, tolonglah aku
Langit mulai bersinar, matahari mulai menampakkan sinarnya nya, pertanda hari sudah mulai siang. Kulihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 04.45. Tidak terasa aku sudah melamun selama 1 jam lebih. Aku berdiri dari kasurku menuju kamar mandi. Rasanya malas untuk memulai hari ini. Mengapa waktu begitu cepat? Rasanya aku ingin lebih lama berada dirumah kesayanganku ini. Aku malas pergi kesekolah. Ya karna aku tau, hari ini pasti akan seperti kemarin, sekolah itu seperti neraka bagiku. Aku benci!!!!. Kalau bukan karena aku membutuhkan ilmu, aku tidak akan sampai se kerja keras ini untuk pergi ke sekolah. Akupun keluar dari kamar mandi dan langsung bersiap-siap. Aku keluar dari kamarku menuju ruang tamu. Kulihat ibuku yang sedang terbaring di ranjangnya.
"Ibu aku akan sukses!!" kataku pelan. Tanpa basa basi akupun langsung pergi menuju halte bus
.~skip time~(halte bus)
"Ahhh!!! Lama sekali... Kapan bus itu datang?" gumamku kesal.Dan tidak lama kemudian bus itu datang, dan akuoun bergegas masuk kedalam bus
"yosh! hariku dimulai hari ini" kataku percaya diri.Didalam bus kulihat teman-temanku menatap ku sinis, akupun menunduk dan duduk dikursi. Sementara itu bus pun jalan menuju sekolah
"Aaaaaa panas!!"*teriakku kepanasanYa temanku menjahiliku lagi, dengan menumpahkan kopi yang sengaja dibelinya untuk mengerjaiku. Aku hanya bisa diam, dengan muka yang sudah terlanjur merah karena kesal.
"Wahh mukanya merah tuh" kata ami selaku orang yang mengerjaiku tadi.
"Hahahah" itulah tanggapan dari teman-temanku yang lain. Ya mereka menertawai aku, aku tau itu.Tapi tidak lama kemudian bus berhenti, tandanya sudah sampai depan sekolah. Murid-murid pun turun dari bus, begitupun aku yang juga turun dari bus. Aku menarik nafas dan melihat sekolahku. "Yosh! aku siap menjalani hariku, Ganbatte rin" kataku dan langsung melangkahkan kaki, memasuki gedung sekolah
.Hwaaaa!!! Capeee ....Nanti lanjut ya, jempolku sudah keriting>< (emang keriting sihh *plak)
Di antara teman-teman, pasti ada yang suka nonton film hanya karena
kalian yakin film itu pasti seru, padahal kalian sudah tau kalau film
itu nggak punya cerita yang terlalu penting atau pesan moral yang
‘dalam’… tapi kalian tetap menontonnya karena tau film itu pasti seru
dan menghibur.
Nah, seri anime Noragami seperti itu :-)
Seperti kebanyakan anime atau manga yang pernah ‘mampir’ di kehidupan
saya; yang ternyata menghibur dan menginspirasi saya, anime ini lewat
tanpa sengaja. Seorang teman meng-upload link trailer Noragami dan
gambar preview dari link itu menarik perhatian saya, menjadi clickbait
yang ternyata menyenangkan. So… terima kasih, teman yang saya nggak
ingat namanya.
SINOPSIS
Noragami adalah anime dengan genre aksi, fantasi dan humor; diangkat
dari manga karya Adachitoka. Kisahnya bergulir seputar tokoh utama
bernama Yato, salah satu dari kurang-lebih delapan juta dewa dalam
kepercayaan Shinto. Walau statusnya cuma dewa rendahan, Yato memiliki
ambisi besar untuk menaikkan status kedewaannya ke puncak tertinggi.
Lucunya, ia mengejar mimpinya dengan cara melakukan pekerjaan-pekerjaan
unik, aneh dan remeh untuk manusia, dan setiap pekerjaan tersebut ia
kerjakan dengan bayaran hanya 5 yen, jumlah yang diberikan umat Shinto
ketika berdoa dan memberikan persembahan di kuil.
Suatu hari, ketika sedang bekerja mencari kucing hilang, Yato
diselamatkan oleh seorang gadis sekolahan bernama Hiyori Iki dari
tabrakan di jalan raya. Akibatnya, Hiyori jadi ‘setengah mati’ dan mampu
berinteraksi dengan alam gaib. Untuk membalas budi, Yato menerima
pekerjaan dari Hiyori untuk mencari cara mengembalikan keadaannya;
kembali menjadi gadis normal.
Dari sini, petualangan demi petualangan seru, kocak dan terkadang
mengharukan bergulir. Menonton Noragami terasa mengalir, lepas dan
menyenangkan; bahkan saya sempat sedikit bete karena anime ini selesai
dalam 12 episode dan 2 OVA saja. JAJARAN KARAKTER UNIK Tokoh-Tokoh Utama
Sepertinya, studio BONES sebagai ‘koki’ Noragami sadar sepenuhnya
kalau kisah yang diangkat anime ini biasa-biasa saja. Maka sebagai
gantinya, mereka menebusnya dengan humor yang banyak, aksi-aksi seru dan
rangkaian karakter yang unik (walau stereotype). Bagi saya,
karakter-karakter ini menjadi kekuatan utama Noragami, sehingga saya
merasa mereka berhak mendapat spot tersendiri di review ini. Membeberkan
tentang jajaran tokoh utama Noragami juga akan membantu mengungkap
intisari kisah ini sedikit demi sedikit. Yato
Sebagai seorang dewa, tokoh utama Noragami ini masuk dalam kategori
immortal; entitas yang (sepertinya) tak bisa mati dan telah hidup
beratus-ratus tahun.Walau
sebenarnya ‘tuir’, dia hadir sebagai sosok seorang remaja pria narsis,
pemimpi, ambisius, tapi juga pemalas dan kampungan. Saking narsisnya,
Yato kerap menjuluki dirinya sendiri sebagai Yato-gami (Yato God / Dewa
Yato) atau Yato-sama (Tuan Yato).
Berdasarkan kodratnya, Yato termasuk “god of calamity”; dewa pembawa
bencana. Masa lalunya sebenarnya sangat kelam dan berdarah, sesuatu yang
sepertinya ingin ia lupakan dan berdampak dengan menurunnya kekuatan
dan reputasinya sebagai dewa. Walau begitu, Yato tetap sangat mahir dan
cerdik ketika bertempur melawan phantom, makhluk-makhluk gaib yang
mengganggu hidup manusia dengan mempengaruhi bawah sadar mereka.
Phantom-phantom ini hanya bisa dibasmi dengan senjata dewa yang disebut
regalia.
Karakter Yato cukup kompleks; ia biasanya cuma punya satu tujuan,
yaitu mengumpulkan pemuja sebanyak-banyaknya dan menabung agar suatu
hari bisa mendirikan kuil pemujaan untuknya sendiri. Ambisi ini
seringkali dirusak oleh sifat pemimpi dan pemalasnya. Walau begitu, pada
dasarnya Yato adalah dewa yang baik, bijaksana, dan peduli pada
manusia.
Yato memiliki hubungan istimewa dengan Yukine, regalia (harta suci)
yang ia miliki, dan Hiyori, gadis ‘setengah phantom’ yang menolongnya. Hiyori Iki
Sebelum membahas karakter Hiyori, mungkin perlu dijelaskan dulu
sedikit tentang kaum dewa dan phantom: kedua kaum ini hadir di dunia
yang sama dengan manusia biasa, namun di dimensi yang ‘agak geser
sedikit’. Mereka sebenarnya kasat mata, namun tak selalu tertangkap oleh
kesadaran manusia, kecuali oleh orang-orang tertentu atau bila kedua
kaum itu menginginkannya. Dalam kasus Yato dan para dewa, mereka bisa
berinteraksi dengan manusia seperti biasa, namun setelahnya, mereka
dengan mudah dilupakan begitu saja, seperti mimpi.
Nah, semula, Hiyori hanya seorang siswi SMA biasa yang diam-diam
adalah otaku pertandingan gulat; bahkan punya idola juara gulat abadi
bernama Touno-sama, yang luar-dalamnya sudah ia hapalkan di luar kepala.
Hidup Hiyori berubah ketika suatu hari ia berpapasan dengan Yato yang
sedang memburu kucing hilang (pekerjaannya hari itu). Entah bagaimana,
Hiyori bisa menyadari keberadaan Yato, dan ia menyelamatkan dewa narsis
itu ketika ia mengejar buruannya di tengah jalan. Akibatnya, Yato (yang
sebenarnya tak perlu ditolong karena nggak akan mati juga) selamat dan
Hiyori tertabrak mobil. Namun ia nggak mati, melainkan pingsan sementara
kesadarannya ‘lepas’ dari tubuhnya. Sejak kejadian itu, Hiyori memiliki
kemampuan menjadi half-phantom; keluar dari tubuhnya dan hidup di
dimensi yang sama dengan dewa dan para phantom.
Yato yang berhutang budi, kemudian meminta 5 yen dari Hiyori, sebagai
tanda jadi kontrak agar Yato bisa mengembalikan Hiyori jadi manusia
biasa lagi; sebab, dalam kondisi half-phantomnya, Hiyori jadi bisa
meninggalkan ‘tubuh kasarnya’ di mana saja dan kapan saja tanpa bisa
dikendalikan. Ini seringkali memicu adegan-adegan lucu yang memancing
tawa, seperti ketika ia ‘lepas’ dari badannya di tengah-tengah aksi
melompati pagar; sehingga tubuh kasarnya berakhir ‘nyangsang’ di pagar
itu. Dalam bentuk half-phantomnya, Hiyori punya insting yang mirip
kucing, juga menjadi lebih ringan, gesit dan kuat, sehingga beberapa
kali mampu membantu Yato membasmi phantom.
Seiring berjalannya cerita, Hiyori yang awalnya sangat kesal bin
gemas dengan tingkah laku Yato yang seolah melupakan kontraknya,
lama-lama menjadi terikat dengan dewa konyol itu dan dengan Yukine,
regalia-nya. Bahkan, karena rasa sayangnya pada Yukine, ia mengizinkan
bocah itu untuk tinggal di rumahnya yang mewah, daripada luntang-lantung
di jalanan bersama Yato yang setiap malam tidur di teras kuil yang
dingin. Yukine
Yukine adalah regalia atau ‘harta suci’ kaum dewa. Regalia ini
merupakan sisa-sisa jiwa orang yang sudah mati; utamanya jiwa-jiwa yang
‘uncorrupted’ atau bersih. Untuk membasmi phantom, setiap dewa seperti
Yato harus memiliki senjata yang berujud dari regalia ini. Regalia Yato
sebelumnya, Mayu (yang berbentuk belati), memilih berhenti karena nggak
tahan sama sikap dewa kampungan itu, sehingga Yato harus mencari regalia
baru.
Waktu lagi dikejar-kejar phantom, Yato menemukan ‘arwah penasaran’
berbentuk sependar cahaya yang bersih. Yato menerawangnya sebagai jiwa
anak kecil yang pendiam namun pemberontak. Karena terdesak, ia terpaksa
‘memanggil’ jiwa itu untuk dijadikan senjatanya. Jiwa itu ia namai
Yukine, dan wujud senjatanya adalah katana berbalut pita putih yang ia
namai Sekki. Di bagian tubuh setiap regalia selalu memiliki tato merah
bertuliskan namanya, menandakan kontraknya dengan seorang dewa.
Yukine ternyata adalah anak kecil dengan kekuatan regalia yang kuat
namun tak terduga. Ia juga sangat enggan melayani Yato. Walau tak ingat
siapa dirinya semasa hidup, ia tetap memiliki perasaan rindu pada
kehidupannya yang lalu, juga sifat-sifat lain yang biasa dimiliki
seorang anak kecil (seperti takut gelap) yang seringkali membuatnya
galau dan melakukan hal-hal yang merugikan Yato dan Hiyori.
Sebagai regalia, Yukine terhubung jiwa dan raga dengan tuannya.
Segala emosi kuat yang ia rasakan, akan dirasakan pula oleh Yato. Ini
menjadi masalah ketika sifat burukYukine menariknya ke
perbuatan-perbuatan negatif (mencuri, merusak, berpikiran mesum dan
sebagainya) yang akhirnya bermanifestasi sebagai infeksi fisik
(‘blight’) di tubuh Yato, yang akan terus menyebar kecuali ia
menyucikannya.
Sebagai Sekki, Yukine adalah senjata yang kuat; jauh lebih kuat dari
yang dibayangkan Yato. Ini menyebabkan Yato jadi sangat memperhatikan
Yukine seperti anaknya sendiri, walau caranya terkadang bodoh dan nggak
langsung kentara. Butuh waktu cukup lama sebelum Yukine menyadari
seberapa jauh Yato rela berkorban untuknya; mengapa Yato terus saja
mempertahankan Yukine dan bertekad untuk ‘mengasah’ Yato menjadi regalia
terbaik yang bisa dimiliki seorang dewa. Ini adalah salah satu plot
development terbaik di Noragami, menurut pendapat saya :-) Tokoh-tokoh Pendukung
Kofuku dan Daikoku
Kofuku adalah dewi kemiskinan yang sangat dihormati di kalangan
dewa-dewi; berwujud gadis remaja yang manja. Daikoku adalah regalia-nya,
berujud pria dewasa yang sangat protektif pada tuannya, dengan ujud
senjata kipas sakti (sangat sakti karena kekuatan Daikoku sebagai
regalia sangat besar, walaupun “tak terarah”). Meski membawa kemalangan,
Kofuku cukup disepuhkan oleh kaumnya, dan kadang dipanggil ‘Lady
Kofuku’ oleh yang mengenalnya. Bishamon
Berlawanan dengan Kofuku, Bishamon adalah dewi perang yang juga
disepuhkan. Ujudnya adalah wanita cantik berambut pirang panjang. Setiap
potong pakaian, aksesoris dan benda yang menempel di tubuhnya adalah
regalia yang ia miliki, yang semuanya berjumlah 8. Ia memperlakukan
regalia-regalianya layaknya sebuah tim yang kompak dengan jabatan dan
hirarkinya masing-masing.
Bishamon memiliki dendam yang kuat terhadap Yato, karena dulu, Yato
pernah membunuh salah satu regalia-nya. Setiap bertemu, Bishamon nggak
pernah basa-basi dan selalu langsung beraksi dengan niat membunuh Yato. Kazuma
Kazuma adalah salah satu regalia milik Bishamon yang berwujud pria
muda berkacamata dan berperawakan kalem. Ujud lainnya adalah anting
dengan kekuatan navigasi dan pengumpulan informasi. Dalam tim Bishamon,
ia berperan sebagai pejabat intelijen. Kazuma adalah karakter yang
tenang dan santun. Kazuma mempunyai hutang budi yang besar pada Yato di
masa lalu, sehingga di luar sepengetahuan Bishamon, Kazuma sangat
menghormati Yato dan selalu berusaha menolongnya setiap dibutuhkan.
Tenjin
Tenjin adalah dewa ilmu pengetahuan dengan pemuja yang sangat banyak;
salah satu dewa tertinggi di kepercayaan Shinto (di dunia Noragami,
nggak tau di kehidupan nyata) dan dianggap sebagai sesepuh paling senior
di kalangan dewa. Ujudnya adalah pria tua yang kharismatik. Seperti
Bishamon, Tenjin memiliki banyak regalia, yang keseluruhannya berwujud
gadis cantik. Salah satu regalia baru yang ia miliki adalah Mayu, bekas
regalia Yato, yang ‘melamar kerja’ ke Tenjin atas kemauannya sendiri
setelah lepas dari dewa kampungan itu.
Walau pastinya bijaksana, Tenjin juga digambarkan sebagai dewa yang
terkadang ganjen dan kampungan. Ia menikmati gaya hidup yang santai dan
berkelas. Walau secara terang-terangan merendahkan Yato, diam-diam
Tenjin juga sangat menghormati dan peduli pada dewa narsis itu.
Nora
Dari namanya, tokoh ini sebenarnya adalah pusat cerita di anime
Noragami. Nora adalah regalia ‘liar’ berujud gadis cilik yang imut,
dengan ikat kepala putih berbentuk segitiga, ikon dalam budaya Jepang
untuk menandakan sosok arwah gentayangan/hantu. Disebut regalia liar
karena Nora memiliki kontrak dengan banyak tuan/dewa sekaligus, yang
salah satunya adalah Yato. Sekujur tubuh Nora dipenuhi tato nama-nama
pemberian dewa-dewa yang mempekerjakannya, yang sebagian besar sudah
mati di tangan dewa lain. Regalia seperti Nora memiliki banyak tuan
karena ia memang sangat kuat, sehingga banyak peminatnya; yang biasanya
menggunakan kekuatannya untuk hal-hal buruk. Regalia liar sangat rentan
mengkhianati tuannya. Maka dari itu, walau memiliki kekuatan yang luar
biasa, Yato tidak pernah diperlihatkan menggunakan kekuatan Nora,
seberapa kerasnyapun gadis itu membujuknya dengan kata-kata manis. Rabo
Rabo adalah dewa pembawa bencana seperti Yato, yang diperkirakan
telah musnah di zaman Edo, namun ternyata berhasil bertahan dan kembali
lagi untuk menguasai alam semesta; sebuah cita-cita penjahat yang paling
klise sebenarnya. Dulunya, Rabo adalah sahabat Yato, namun kejadian
tertentu telah memutuskan hubungan mereka, merubah pribadi Yato menjadi
dirinya yang sekarang. Rabo memiliki ambisi untuk memanfaatkan regalia
dan kaum phantom untuk meningkatkan kekuatannya (yang sebenarnya sudah
sangat kuat), dan dengan senang hati memanfaatkan Nora untuk mencapai
tujuan itu.
Seperti yang sudah bisa ditebak sejak awal kemunculannya, Rabo adalah musuh pamungkas Yato di serial ini.
THE GOOD
1) Studio BONES sudah punya reputasi menghadirkan anime-anime yang seru dan cerdas meramu komedi.
2) Noragami memakai resep yang sudah sangat familiar untuk
menjadikannya unik dan mudah meresap ke dalam pop culture, terutama para
otaku. Resep atau gimmick ini di antaranya: Kisah sederhana namun
mengandalkan penokohan dan aksi seru, tokoh-tokoh yang sangat
cosplayable, jurus pamungkas yang selalu diulang (lengkap dengan monolog
pengiring yang sama / ‘catchphrase’) —biasanya menandakan momen ketika
sang jagoan akan menang, jajaran karakter yang sebenarnya arketipe yang
sudah sering digunakan, dan tentunya… panty-shots!
3) Karakter Yato sangat menarik buat dinikmati; sehingga ia sangat
pantas menjadi tokoh utama serial ini. Walau sudut pandang cerita
seringkali terbagi rata antara Yato dengan Hiyori, namun setiap adegan
dengan Yato di dalamnya selalu memberi rasa tersendiri. Yato adalah
contoh baik dari pengembangan karakter yang kompleks.
4) Potongan-potongan adegan tergarap dengan baik, walau mengorbankan
konsistensi cerita besarnya. Ini bisa dilihat dari detail-detail yang
memperkuat karakter seperti impian-impian muluk Yato, grafiti-grafiti
yang ia tinggalkan di mana-mana bertuliskan nama dan nomor teleponnya
(termasuk di kubikel WC wanita), pekerjaan-pekerjaan remeh yang ia
lakukan seperti membersihkan kamar mandi dan menolong orang yang minta
dicegah dari bunuh diri… Potongan adegan ini bekerja efektif memancing
emosi yang sesuai dari penontonnya (yaitu saya). Setiap adegan drama
menyentuh, setiap komedi memancing tawa, setiap aksi bikin mata nggak
lepas dari layar.
5) Noragami cukup memperhatikan kualitas visual dan animasi. Tampak
jelas kalau BONES memberi perhatian besar pada disain, komposisi dan
warna; walau sayangnya kedodoran di beberapa bagian. Gaya gambar dan
disain karakternya juga patut diacungi jempol.
6) Soundtrack Noragami cukup kontemporer dan eksperimental, sehingga
membantu membentuk atmosfir tersendiri. Terkadang rock n roll, terkadang
mistis. Soundtrack ini khususnya tampak terpadu sempurna dengan
visualnya ketika kita pertama kali memulai episode 1 dan menyaksikan
intro-nya.
7) Hanya ada 12 episode dan 2 OVA dalam seri Noragami. Mungkin ini
poin yang aneh, tapi saya menganggapnya sebagai poin positif karena
Noragami menebusnya dengan kualitas produksi yang nggak main-main.
THE BAD (Spoiler Alert)
1) Cerita besar yang lemah. Kurang ada ruang buat pengembangan
karakter dan kisah keseluruhan. Perhatian pada cerita semakin kedodoran
semakin jauh kita menontonnya.
2) Hiyori adalah karakter paling lemah di Noragami. Ia tak ubahnya
Bella Swan dari trilogi Twilight; karakter perempuan ideal yang
sebenarnya “kosong” karena berperan sebagai sudut pandang penonton.
Hiyori tampil dengan karakter yang tidak konsisten, bahkan sering
berakhir sebagai ‘deadweight’; kadang berguna di cerita kadang tidak.
3) Beberapa supporting karakter nggak pernah mendapat porsi yang
memadai, terutama Bishamon dan timnya, yang dikisahkan sangat dendam
pada Yato. Namun pada prakteknya, bisa dibilang ia hanya muncul SATU
KALI dalam keseluruhan seri Noragami, dan selanjutnya, karakternya
dibiarkan mengambang begitu saja.
4) Terlalu banyak karakter untuk jumlah episode yang sedikit;
sehingga, buat yang ingin menikmati Noragami secara utuh sepertinya
harus baca manga-nya dulu, yang tentunya lebih panjang dan lengkap.
5) Dua episode OVA yang sama sekali nggak berguna dan hanya berfungsi
layaknya filler di seri-seri panjang. Kisah-kisah dalam OVA-nya sama
sekali nggak menyumbang sesuatu yang baru untuk seri utamanya. Mereka
cukup menghibur apabila memang dianggap berdiri sendiri, tapi sama
sekali nggak bisa dinikmati kalau belum nonton 12 episode utamanya.
6) Rabo adalah final boss yang dipaksakan dan diolah dengan terburu-buru. Cukup segitu saja penjelasan tentang Rabo.
7) Nora, si regalia liar, nggak pernah benar-benar dijelaskan
asal-usulnya. Padahal, secara judul seri ini Noragami, saya berharap ia
memiliki porsi yang setidaknya setara dengan Yato. THE VERDICT
Noragami adalah seri anime yang sangat layak dinikmati baik buat
otaku maupun buat pecinta film animasi pada umumnya. Ceritanya yang
sederhana menjadikannya sarana yang cocok buat melewatkan waktu
senggang, apalagi dikombo dengan kualitas visual yang apik,
adegan-adegan seru dan kocak, juga pastinya tokoh utama yang unik dan
memorable.
Definitely recommended! Semangat menonton!
Yo minna!! ini post pertama saya .. walau sedikit copas :v (sebenarnya semua *plakk ) ne semoga kalian suka
main : all a character Naruto
genre : humor
Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
Selamat membaca..
.
.
.
Tidak seperti siang di hari biasanya, siang ini cuacanya sangat dingin
karena musim hujan. Hinata yang rentan terhadap penyakit langsung
terkena flu berat hanya dalam satu hari. Setiap hari dia datang ke
sekolah dengan jaket ungunya. Setiap hari pula dia bertemu dengan Uchiha
Sasuke, sang Pangeran di sekolahnya.
Entah mengapa, tetapi semenjak dia sakit, setiap hari, saat dia baru
datang, di pagar, dia selalu melihat Sasuke yang mentapnya intens.
Hinata merasa ngeri melihat Sasuke yang menatapnya seperti itu. Sungguh
dia belum sekalipun bermasalah dengan Sasuke.
"Hei, Hinata. Kau mau pergi ke UKS untuk istirahat sebentar? Sepertinya
aku juga akan terkena flu.." ujar Tenten yang tiba-tiba saja muncul.
"Boleh.." Hinata menjawab pertanyaan Sasuke dengan lemah. Dia sangat tidak bersemangat hari ini.
"Ayo!" seru Tenten lalu menarik Hinata dari tempat duduknya.
Sasuke yang melihat Hianta pergi, langsung bangkit dari tempat duduknya kemudian keluar dari kelas, meninggalkan teman-temannya.
"Ada apa dengannya?" tanya Naruto kepada yang lain.
Sai mengangkat bahu lalu berujar, "Dia jatuh cinta kepada Tenten."
"Maaf, lupa.." jawab Sai. "Berarti dia jatuh cinta kepada Hinata!" Sai kembali mengambil kesimpulan.
"Ehem!" Neji kembali berdehem keras.
"Hei! Hinata hanya adikmu, bodoh!" bentak Sai kepada Neji.
"Kau yang bodoh! Leher ku gatal, makanya aku berdehem!" Neji balas membentak.
"Oh.. Maaf.." Sai memasang senyuman, berharap Neji memaafkannya.
"Sudah.. Sudah.." Naruto melerai. "Kembali ke topik, kenapa kau bisa
berkesimpulan sperti itu, Sai?" tanya Naruto dengan nada seperti seorang
detektif.
"Karena dia selalu menunggu Hinata datang di depan pagar sekolah, dia
selalu memperhatikan Hinata, dan.." Sai menggaruk kepalanya yang gatal
karena ketombe. Naruto dan lainnya mentap jijik kepada Sai. Sai hanya
nyengir. ".. Saat Tenten dan Hinata keluar tadi, Sasuke langsung bangkit
dari kematian, eh, salah.. bangkit dari tempat duduknya lalu menyusul
Hinata pastinya.." Sai mengakhiri penjelasannya.
"Oh.. Itulah mengapa kau menyimpulkan Sasuke suka pada Tenten?" tanya
Gaara, yang mulai tertarik. Dia baru tahu bahwa Sasuke juga bisa jatuh
cinta. Dari awal bertemu, dia berpikir Sasuke itu homo.
"Ya. Benar sekali!" Sai memukul Naruto.
"Ouch.." Naruto mengelus-elus tangannya.
"Aku akan menyelidikinya. Siapa mau ikut?" tanya Sai. Tidak ada yang
angkat tangan. "Jarang loh melihat Sasuke fall in love.." goda Sai
kepada teman-temannya, agar teman-temannya mau ikut bersamanya.
"Aku mau!" seru Naruto sambil memukul Sai.
"Aku juga." Ujar Gaara.
"Aku tidak." Ujar Neji.
"Ada yang tanya?" Sai menatap Neji dengan tatapan aneh sehingga membuat Neji kesal.
"Baiklah kita akan menyelidikinya mulai sekarang!" seru Sai. Kiba tiba-tiba muncul.
"Ada yang ku lewatkan?" tanya Kiba yang baru kembali dari WC.
"Huh.. Kau terlambat.." jawab Naruto sambil melipat tangan di dada.
"Kalau begitu jelaskan ulang padaku.." ujar Kiba lagi.
"Tidak ada siaran ulang." Ujar Naruto lalu berdiri. "Ayo!" Serunya
kemudian berjalan keluar kelas di ikuti oleh teman-temannya yang lain.
Kiba mentap Neji yang masih diam di tempat. "Nggak ikut?" tanyanya.
"Tidak." Jawab Neji, "Mereka ingin menyelidiki apakah Sasuke benar-benar
menyukai Hinata. Aku pikir itu adalah salah satu kegiatan yang membuat
hidupmu terlihat sia-sia." Neji menjelaskan layaknya pendeta yang sedang
berkotbah.
"Itu seru dan asyik!" Kiba pun segera menyusul teman-temannya yang lain.
Tapi sebelum berlari menyusul teman-temannya, Kiba memberi tahu Neji
sesuatu, "Kau tahu, menurutku, dengan duduk diam seperti itu tanpa
melakukan apa-apa, itulah yang membuat hidupmu terlihat sia-sia." Lalu
pergi meninggalkan Neji.
"Baiklah. Aku ikut." Ujarnya pelan lalu pergi menyusul teman-temannya.
.
.
.
"Hachuu.." Hinata bersin untuk kesekian kalinya.
"Hn. Sebaiknya kau pulang dulu." Ujar Sasuke yang dari tadi melihat Hinata bersin.
"Huh.. Aku takkan melewatkan pelajaran hari ini.." Hinata menjawab pelan.
Oh, ya. Apa kalian tahu mengapa Sasuke bisa berada di dalam UKS bersama
Hinata? Lalu di mana Tenten? Tenten sudah pulang karena tidak tahan.
Bagaimana dengan Sasuke? Saat Sizune-sensei mau mengambil obat untuk
Hinata, Sasuke menawarkan diri untuk mengambilkannya dan merawat Hinata
selama di UKS. Jadilah dia di sini. Duduk membaca novel berjudul
Moonlight karya Rachel Hawthorne. Saat Hinata bertanya mengapa dia ada
di sini, Sasuke menjawab, "Sizune-sensei menyuruhku. Ada masalah?" dan
kita tahu bahwa dia berbohong. Tidak mungkin kan', Sasuke akan
mengatakan, "Aku yang menawarkan diri. Ada masalah?" itu akan membuat
Hinata shock dan penasaran mengapa Sasuke mau merawatnya.
"Kau terlalu rajin." Sasuke kembali membaca novelnya. Dia hampir membaca
semuanya. Dia sudah sampai di mana Kayla akan melewati perubahan
pertamanya. Dia berharap, dia dan Hinata adalah seorang Shifter.
Ternyata imajinasi Sasuke tinggi juga.
"Aku sudah di ajarkan seperti itu sejak kecil. Keberatan?"
Sasuke mengangkat bahu, Hinata memutar bola matanya lalu kembali tidur.
Dia kesal pada Sasuke yang mengacuhkannya. Kenapa juga Tenten harus
pulang?
Di saat dia sakit, yang ia butuhkan hanyalah seorang teman untuk di ajak
berbagi. Tapi sayangnya, Sasuke bukan orang yang tepat. Karena terlalu
lelah memikirkannya, Hinata jatuh terlelap, lalu tertidur pulas. Sasuke
tersenyum melihatnya.
.
.
"Apa yang kau dapatkan, Naruto?" tanya Kibe sembari mengusap hidungnya yang berair.
"Mereka membahas sesuatu yang tak penting dan pendek." Jawab Naruto.
"Hn. Sasuke membosankan, soalnya. Jadi, mungkin Hinata tidak tertarik padanya." Ujar Gaara.
"Ya, jangan mengatai orang lain juka kau lebih membosankan, Sabaku No Gaara." Sai tersenyum manis membuat Gaara mual.
"Hei, mana Neji?" tanya Kiba karena seingatnya tadi Neji ikut menyusulnya.
"Dia tadi mengantar Tenten pulang." Jawab Gaara.
"Oh.."
"Kita akan terus mengikuti Sasuke, kemanapun dia pergi." Ujar Sai.
"Bahkan ke toilet?" tanya Naruto.
Sai mengangguk. "Ya. Tapi jangan sampai kita di curigai."
"Tentu." Kiba menanggapi.
Kemudian mereka berjalan keluar sekolah.
"Oh ya. Kenapa kita kaluar?" tanya Kiba pada Sai.
"Eh? Kita keluar ya?" bukannya menjawab, Sai kembali bertanya.
"Aizz.. Ada apa denganmu Sai?" tanya Kiba sambil menaruh punggung tangannya ke kening Sai.
"Dingin.." ujar Kiba.
"Tanda?" tanya Naruto.
"Gila." Jawab Kiba lalu mereka tertawa bersama. Gaara yang melihat itu hanya tersenyum berusaha tidak tertawa.
"Ya.. Tertawa lah terus." Ujar Sai sinis sambil berjalan ke depan. Saat dia berbalik, dia-
'TINGG'
-menabrak tiang listrik sehingga menumbuhkan benjol besar di keningnya.
Dan semakin menjadilah tawa Kiba dan Naruto. Gaara yang tidak sanggup
menahan tawanya, sembunyi di balik pohon kemudian tertawa dengan keras.
Tukan becak yang melihat mereka tertawa dan Sai yang pingsan, hanya
geleng-geleng.
"Anak muda sekarang tidak peduli terhadap sahabat, ya.." lirihnya
kemudian berharap mereka mati dengan kejam. Ia menjalankan becaknya
dengan tidak hati-hati, sehingga dia tidak melihat sebuah bus lewat. Bus
itu menabraknya dengan keras. Sang tukang becak terlempar, kemudian
tertabrak mobil, terlempar lagi, kemudian di tabrak motor. Sang tukang
becak terguling-guling di aspal. Belum berakhir, sebuah truk besar
berwarna merah putih melindas sang tukang becak.
"Ya ampun! Tukang becak itu di di gilas truk! Cepat ambil ambulans, Naruto!" teriak Kiba histeris.
"Ambil?" tanya Naruto.
"Panggil, bloon!"
"Baiklah!" kemudian Naruto menelpon ambulans. Tiba-tiba mereka mendengar suara dari balik pohon. Suara tawa.. Yang mengerikan..
Kiba dan Naruto berlari ketakutan. Mereka menarik kaki Sai untuk pergi
karena takut itu adalah hantu yang jahat. Dan jika mereka menunggalkan
Sai, kemungkinan Sai kan di makan, dan mereka yang dituduk melakukannya.
Gaara berhenti tertawa saat merasa sangat sepi. Dia mengintip dari balik pohon dan tidak melihat siapa pun.
"Tidak setia kawan.." ujar Gaara kemudian menangis tersedu-sedu, dalam kurung lebay.
Bagaimana dengan tukang becak itu? Entahlah.. Mungkin masih ada orang yang lebih peduli daripada mereka..
.
.
.
Hinata terbangun. Dia masih di dalam UKS, bersama Sasuke yang membaca novel.
"Sudah bangun?" tanya Sasuke yang melihat Hinata duduk.
Hinata ingin mengatakan 'Menurutmu? Aku duduk, berarti aku bangun!' tapi sayang dia sedang nggak mood. Jadi, sebagai jawaban, Hinata hanya mengangguk saja.
"Tidak, tidak merepotkan. Lagian, aku yang menawarkan."
Sasuke lalu membantu Hinata berdiri. Hinata jatuh, meninggal, Sasuke menangis, tamat. Hiraukan..
Sasuke membantu Hinata berdiri. Setelah Hinata berdiri, dia membantu
Hinata berjalan ke basemen tempat mobilnya berada. Dia membukakan pintu
untuk Hinata. Hinata yang merasa di perlakukan bak seorang putri hanya
merona merah. Sasuke mengitari mobil dan masuk di tempat pengemudi.
Sasuke menyalakan mobilnya lalu menjalankan mobilnya menuju rumah
Hinata.
"S-sasuke-kun?" panggil Hinata.
"Ya?"
"Kau tau di mana rumahku? Dari mana kau tahu?"
Sasuke gelagapan. Tapi dia tidak seperti Naruto yang langsung frustasi
kemudian menangis lebay. Aneh, bukan? Agar tidak ketahuan, Sasuke
menjawab, "Aku di beritahu Neji." Jawabnya dengan sangat tenang, padahal
hatinya dag dig dug deg dog.
"Oh.."
Sasuke bersyukur Hinata tidak mencurigai apapun. Kalau iya, pasti dia
sudah tidak bernafas lagi. Setelah mengemudia selama 5 menit, mereka
berdua sampai di rumah Hinata dengan selamat, tidak seperti tukang becak
tadi.
"T-terimakasih, S-sasuke-kun.." ujar Hinata sebelum turun dari mobil Sasuke.
Sasuke hanya mengangguk. Setelah Hinata masuk ke dalam rumah, Sasuke
menjalankan mobilnya menuju rumah dengan hati yang gembira. Sungguh, ini
untuk pertama kalinya dia sangat dekat dengan Hinata.